Pikiran Rakyat, 27 Maret 2008, CA-164
Foto: Trijono 2005, PBPP-BBWS Citarum, Banjir Citarum
Pembuatan terowongan air ini, dianggap masih mengundang kontroversi. Anggota DPKLTS, Sobirin, tidak setuju dengan hal itu. Menurut Sobirin, pembangunan terowongan air di Sungai Citarum dapat melahirkan masalah baru.
SOREANG, (PR).- Normalisasi lima Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yakni Cirasea, Cisangkuy, Citarik, Ciwidey, dan Cihaur segera dilakukan tahun ini, melalui program "Citarum Water River Basin Project". Hal itu, sebagai usaha penanggulangan bencana banjir di lima kecamatan di Kabupaten Bandung, yang kerap terjadi setiap musim hujan.
"Citarum Water River Basin Project ini diharapkan dapat dikerjakan sekitar Juni," ujar Sekretaris Komisi C DPRD Kab. Bandung Moch. Ikhsan, Rabu (26/3).
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), tengah melakukan penelitian mengenai penanganan yang cocok untuk Sub DAS Sungai Citarum. Pembuatan terowongan serta polder penampungan air di pinggir Sungai Citarum, menjadi opsi penanganan yang masih dikaji. "Bappenas masih mempertimbangkan efektivitas serta efisiensi dana dari pembangunan keduanya," ujar Ikhsan.
Pembuatan terowongan air ini, dianggap masih mengundang kontroversi. Anggota dewan pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Ir. Soepardiyono Sobirin, tidak setuju dengan hal itu. Menurut Sobirin, pembangunan terowongan air di Sungai Citarum dapat melahirkan masalah baru bagi Jawa Barat.
Menanggapi itu, Ikhsan menyatakan, hal tersebut akan terus diteliti sehingga persoalan baru tak akan muncul. "Kemungkinan pembuatan polder penampungan air yang akan dipilih," ujarnya. Namun, ia menyadari pembuatan polder penampungan air di pinggir Sungai Citarum membutuhkan dana yang sangat besar.
Bantuan dari pemerintah Kabupaten Bandung, mutlak diperlukan untuk merelokasi warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum. "Sepertinya, akan ada peminjaman dana dari Asia Development Bank (ADP)," katanya. (CA-164)***
Foto: Trijono 2005, PBPP-BBWS Citarum, Banjir Citarum
Pembuatan terowongan air ini, dianggap masih mengundang kontroversi. Anggota DPKLTS, Sobirin, tidak setuju dengan hal itu. Menurut Sobirin, pembangunan terowongan air di Sungai Citarum dapat melahirkan masalah baru.
SOREANG, (PR).- Normalisasi lima Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yakni Cirasea, Cisangkuy, Citarik, Ciwidey, dan Cihaur segera dilakukan tahun ini, melalui program "Citarum Water River Basin Project". Hal itu, sebagai usaha penanggulangan bencana banjir di lima kecamatan di Kabupaten Bandung, yang kerap terjadi setiap musim hujan.
"Citarum Water River Basin Project ini diharapkan dapat dikerjakan sekitar Juni," ujar Sekretaris Komisi C DPRD Kab. Bandung Moch. Ikhsan, Rabu (26/3).
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), tengah melakukan penelitian mengenai penanganan yang cocok untuk Sub DAS Sungai Citarum. Pembuatan terowongan serta polder penampungan air di pinggir Sungai Citarum, menjadi opsi penanganan yang masih dikaji. "Bappenas masih mempertimbangkan efektivitas serta efisiensi dana dari pembangunan keduanya," ujar Ikhsan.
Pembuatan terowongan air ini, dianggap masih mengundang kontroversi. Anggota dewan pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Ir. Soepardiyono Sobirin, tidak setuju dengan hal itu. Menurut Sobirin, pembangunan terowongan air di Sungai Citarum dapat melahirkan masalah baru bagi Jawa Barat.
Menanggapi itu, Ikhsan menyatakan, hal tersebut akan terus diteliti sehingga persoalan baru tak akan muncul. "Kemungkinan pembuatan polder penampungan air yang akan dipilih," ujarnya. Namun, ia menyadari pembuatan polder penampungan air di pinggir Sungai Citarum membutuhkan dana yang sangat besar.
Bantuan dari pemerintah Kabupaten Bandung, mutlak diperlukan untuk merelokasi warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum. "Sepertinya, akan ada peminjaman dana dari Asia Development Bank (ADP)," katanya. (CA-164)***
No comments:
Post a Comment