Badan Penanggulangan Bencana Daerah Segera Dibentuk
SEPUTAR INDONESIA, Koran SINDO, 14/5-2008, Arif Budianto
Foto: Sobirin 2003, Longsor Mandalawangi, Garut
Sementara itu, anggota Komunitas Antisipasi Bencana Bandung Spirit yang juga anggota DPKLTS Sobirin menegaskan, selama ini pemerintah dinilai belum optimal, lambat, dan parsial dalam menangani bencana alam.
BANDUNG (SINDO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar segera membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam waktu dekat. Pasalnya, selama ini penanganan bencana di Jabar terkesan lamban.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jabar Deny Juanda mengatakan, rencana itu akan diajukan oleh Gubernur Jabar Danny Setiawan kepada DPRD Jabar. Dengan terbentuknya Badan Penangulangan Bencana Daerah di Jabar, penanganan dan penanggulangan bencana lebih cepat dilakukan.
”Kami ingin, lembaga ini ada di daerah-daerah. Tak hanya di tingkat nasional. Jika mengandalkan seperti Badan SAR Nasional masa lalu, penanganan bencana jadi lambat,” kata Deny seusai membuka workshop Penguatan Kebijakan Penanggulangan Bencana Alam di Jabar di aula Balitbangda, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, kemarin.
Menurut dia, Pemprov Jabar telah merancang beberapa langkah antisipasif terhadap masalah bencana alam di Jabar. Di antaranya,menggalakkan penanganan bencana alam secara cepat dan akurat. Meningkatkan persiapan dini, mitigasimenghadapi bencana, dan mengurangi risiko bencana alam. Untuk itu pihaknya menganggarkan dana Rp22 miliar. ”Selama ini penanganan terhadap bencana alam terkesan lambat, karena belum tahu SOP-nya,” ujar dia.
Sementara itu, anggota Komunitas Antisipasi Bencana Bandung Spirit yang juga anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin menegaskan, selama ini pemerintah dinilai belum optimal, lambat, dan parsial dalam menangani bencana alam. Lebih parah lagi, setelah tanggap darurat selesai, korban ditinggal di penampungan pengungsian dengan fasilitas minim. ”Penanganan bencana alam terkesan tidak terkoordinasi dengan baik,” tegas Sobirin. (Arif Budianto)
SEPUTAR INDONESIA, Koran SINDO, 14/5-2008, Arif Budianto
Foto: Sobirin 2003, Longsor Mandalawangi, Garut
Sementara itu, anggota Komunitas Antisipasi Bencana Bandung Spirit yang juga anggota DPKLTS Sobirin menegaskan, selama ini pemerintah dinilai belum optimal, lambat, dan parsial dalam menangani bencana alam.
BANDUNG (SINDO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar segera membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam waktu dekat. Pasalnya, selama ini penanganan bencana di Jabar terkesan lamban.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jabar Deny Juanda mengatakan, rencana itu akan diajukan oleh Gubernur Jabar Danny Setiawan kepada DPRD Jabar. Dengan terbentuknya Badan Penangulangan Bencana Daerah di Jabar, penanganan dan penanggulangan bencana lebih cepat dilakukan.
”Kami ingin, lembaga ini ada di daerah-daerah. Tak hanya di tingkat nasional. Jika mengandalkan seperti Badan SAR Nasional masa lalu, penanganan bencana jadi lambat,” kata Deny seusai membuka workshop Penguatan Kebijakan Penanggulangan Bencana Alam di Jabar di aula Balitbangda, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, kemarin.
Menurut dia, Pemprov Jabar telah merancang beberapa langkah antisipasif terhadap masalah bencana alam di Jabar. Di antaranya,menggalakkan penanganan bencana alam secara cepat dan akurat. Meningkatkan persiapan dini, mitigasimenghadapi bencana, dan mengurangi risiko bencana alam. Untuk itu pihaknya menganggarkan dana Rp22 miliar. ”Selama ini penanganan terhadap bencana alam terkesan lambat, karena belum tahu SOP-nya,” ujar dia.
Sementara itu, anggota Komunitas Antisipasi Bencana Bandung Spirit yang juga anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin menegaskan, selama ini pemerintah dinilai belum optimal, lambat, dan parsial dalam menangani bencana alam. Lebih parah lagi, setelah tanggap darurat selesai, korban ditinggal di penampungan pengungsian dengan fasilitas minim. ”Penanganan bencana alam terkesan tidak terkoordinasi dengan baik,” tegas Sobirin. (Arif Budianto)
No comments:
Post a Comment