SISWA SDN MEKARSARI GUNAKAN GEDUNG DARURAT
KOMPAS Jawa Barat, 16 Desember 2008, ELD/REK
Foto: www.opinimasyarakat.com, Banjir Bandung
"Seharusnya, lokasi itu (Baleendah dan Majalaya) memang tidak ditempati. Namun, dengan keadaan sekarang, harus dipikirkan solusi bagaimana lokasi bisa ditempati tanpa menyusahkan warga, misalnya dengan membangun rumah panggung," ujar Sobirin.
Bandung, Kompas - Kampung Cieunteung di RW 20, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/12) dini hari, kembali terendam air yang bersumber dari limpasan Sungai Citarum. Ketinggian air berkisar 70 sentimeter-2 meter. Itu terjadi setelah hujan deras mengguyur Bandung Raya sehari sebelumnya.
Menurut Acit, warga RT 1 Kampung Cieunteung, air Sungai Citarum mulai menggenangi wilayah ini pada Minggu pukul 20.00. Setelah itu, kenaikan air terus meningkat dan sekitar pukul 24.00 mencapai minimal 70 cm. Bahkan, di beberapa lokasi ketinggian air berkisar satu meter sampai dua meter.
Melihat kondisi yang makin buruk, masyarakat berinisiatif berlindung di lokasi lebih aman, seperti loteng rumah. Ada juga warga yang mengungsi di Kantor DPC PDI-P Kabupaten Bandung di pusat Kecamatan Baleendah. Gedung itu memiliki aula besar dan luas.
Menurut pantauan Kompas, kejadian itu membuat ujian di SDN Mekarsari yang berada di tengah Kampung Cieunteung terpaksa dipindah ke Grha Purna Laga Jaya dan sebagian ke Gedung Serbaguna Kelurahan Baleendah. "Banjir masuk ruang kelas dengan ketinggian 30 cm. Padahal, bangunan sekolah sudah ditinggikan sampai 1,2 meter pada 2006," kata guru kelas VI SDN Mekarsari, Cucu Rohayati.
Menurut dia, keputusan memindahkan lokasi ujian dilakukan Camat Baleendah setelah berkoordinasi dengan pengajar. Sejak dini hari ketinggian air terus bertambah. Dikhawatirkan, ada anak yang terpeleset dan cedera jika lantai tergenang air. Akibat keterbatasan tempat, siswa mengerjakan ujian sambil bersila di lantai.
Penjabat Sementara Kepala Sekolah SDN Mekarsari Ela Laela Rusliani menuturkan, pemindahan lokasi ujian ini bergantung kondisi banjir. Jika tinggi air tidak sampai masuk ke ruang kelas, pelaksanaan ujian bisa dilakukan di SDN Mekarsari. "Namun, lumpur yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu agar ada kenyamanan untuk belajar-mengajar," ujar Ela.
Masih dicari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan akan memutuskan solusi penanganan banjir di Bandung selatan secara komprehensif paling lambat 1 Januari 2009. Sebelum itu, Pemprov akan meminta pendapat pakar lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial. "Solusi banjir tidak hanya bisa diajukan dalam kerangka ekologi sebab banyak persoalan sosial dan ekonomi yang menyertai bencana ekologis itu," kata Kepala Bappeda Jabar Deny Juanda.
Warga Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menolak rencana pembelian lahan milik masyarakat di kawasan Gunung Wayang, Kabupaten Bandung. Rencana itu dinilai tidak realistis sebab kawasan itu bukan satu-satunya penyebab banjir di Bandung selatan. Bahkan, kondisi kawasan itu telah membaik dengan turunnya perambah hutan sejak 2003 (Kompas, 15/12).
Anggota Komite Perencana Jabar, Sobirin, berpendapat, solusi yang diberikan Pemprov sebaiknya mempertimbangkan konsep tata ruang di kawasan hilir. Kawasan Baleendah dan Majalaya, misalnya, adalah tempat parkir air di Cekungan Bandung.
"Seharusnya, lokasi itu (Baleendah dan Majalaya) memang tidak ditempati. Namun, dengan keadaan sekarang, harus dipikirkan solusi bagaimana lokasi bisa ditempati tanpa menyusahkan warga, misalnya dengan membangun rumah panggung," ujar Sobirin. (ELD/REK)
KOMPAS Jawa Barat, 16 Desember 2008, ELD/REK
Foto: www.opinimasyarakat.com, Banjir Bandung
"Seharusnya, lokasi itu (Baleendah dan Majalaya) memang tidak ditempati. Namun, dengan keadaan sekarang, harus dipikirkan solusi bagaimana lokasi bisa ditempati tanpa menyusahkan warga, misalnya dengan membangun rumah panggung," ujar Sobirin.
Bandung, Kompas - Kampung Cieunteung di RW 20, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/12) dini hari, kembali terendam air yang bersumber dari limpasan Sungai Citarum. Ketinggian air berkisar 70 sentimeter-2 meter. Itu terjadi setelah hujan deras mengguyur Bandung Raya sehari sebelumnya.
Menurut Acit, warga RT 1 Kampung Cieunteung, air Sungai Citarum mulai menggenangi wilayah ini pada Minggu pukul 20.00. Setelah itu, kenaikan air terus meningkat dan sekitar pukul 24.00 mencapai minimal 70 cm. Bahkan, di beberapa lokasi ketinggian air berkisar satu meter sampai dua meter.
Melihat kondisi yang makin buruk, masyarakat berinisiatif berlindung di lokasi lebih aman, seperti loteng rumah. Ada juga warga yang mengungsi di Kantor DPC PDI-P Kabupaten Bandung di pusat Kecamatan Baleendah. Gedung itu memiliki aula besar dan luas.
Menurut pantauan Kompas, kejadian itu membuat ujian di SDN Mekarsari yang berada di tengah Kampung Cieunteung terpaksa dipindah ke Grha Purna Laga Jaya dan sebagian ke Gedung Serbaguna Kelurahan Baleendah. "Banjir masuk ruang kelas dengan ketinggian 30 cm. Padahal, bangunan sekolah sudah ditinggikan sampai 1,2 meter pada 2006," kata guru kelas VI SDN Mekarsari, Cucu Rohayati.
Menurut dia, keputusan memindahkan lokasi ujian dilakukan Camat Baleendah setelah berkoordinasi dengan pengajar. Sejak dini hari ketinggian air terus bertambah. Dikhawatirkan, ada anak yang terpeleset dan cedera jika lantai tergenang air. Akibat keterbatasan tempat, siswa mengerjakan ujian sambil bersila di lantai.
Penjabat Sementara Kepala Sekolah SDN Mekarsari Ela Laela Rusliani menuturkan, pemindahan lokasi ujian ini bergantung kondisi banjir. Jika tinggi air tidak sampai masuk ke ruang kelas, pelaksanaan ujian bisa dilakukan di SDN Mekarsari. "Namun, lumpur yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu agar ada kenyamanan untuk belajar-mengajar," ujar Ela.
Masih dicari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan akan memutuskan solusi penanganan banjir di Bandung selatan secara komprehensif paling lambat 1 Januari 2009. Sebelum itu, Pemprov akan meminta pendapat pakar lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial. "Solusi banjir tidak hanya bisa diajukan dalam kerangka ekologi sebab banyak persoalan sosial dan ekonomi yang menyertai bencana ekologis itu," kata Kepala Bappeda Jabar Deny Juanda.
Warga Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menolak rencana pembelian lahan milik masyarakat di kawasan Gunung Wayang, Kabupaten Bandung. Rencana itu dinilai tidak realistis sebab kawasan itu bukan satu-satunya penyebab banjir di Bandung selatan. Bahkan, kondisi kawasan itu telah membaik dengan turunnya perambah hutan sejak 2003 (Kompas, 15/12).
Anggota Komite Perencana Jabar, Sobirin, berpendapat, solusi yang diberikan Pemprov sebaiknya mempertimbangkan konsep tata ruang di kawasan hilir. Kawasan Baleendah dan Majalaya, misalnya, adalah tempat parkir air di Cekungan Bandung.
"Seharusnya, lokasi itu (Baleendah dan Majalaya) memang tidak ditempati. Namun, dengan keadaan sekarang, harus dipikirkan solusi bagaimana lokasi bisa ditempati tanpa menyusahkan warga, misalnya dengan membangun rumah panggung," ujar Sobirin. (ELD/REK)
No comments:
Post a Comment