Monday, December 08, 2008

PEMPROV PRIORITASKAN REHABILITASI TIGA DAS

Pikiran Rakyat, 01 Desember 2008, A-160
Foto: Sobirin, 2005, Hutan Jatigede Yang Akan Terendam Waduk


Anggota DPKLTS Sobirin menilai, rekayasa teknis di DAS belum akan optimal bila kawasan hulu tidak mendapat perbaikan menyeluruh. Waduk Jatigede yang dibangun di DAS Cimanuk dikhawatirkan tidak berumur panjang bila kawasan hulunya tetap ditelantarkan.




BANDUNG, (PR).- Kepala Badan Perencanaan Daerah Jabar Deny Juanda P. menegaskan, kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) akan menjadi prioritas program Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) pada 2009. Program itu pun akan difokuskan ke tiga DAS yang berpotensi banjir, yaitu DAS Ciliwung, DAS Citarum, dan DAS Cimanuk.

Perbaikan hulu, utamanya DAS Cimanuk yang akan mengaliri Waduk Jatigede, diharapkan menurunkan tingkat erosi itu. Waduk Jatigede yang akan difungsikan mulai tahun 2013 pun diharapkan bisa berumur setidaknya sampai 100 tahun.

Deny mengatakan, program yang mendapat alokasi anggaran senilai Rp 30 miliar pada APBD Jabar 2009 itu, juga diharapkan ditunjang program sejenis di kabupaten/kota. Program sejenis itu diharapkan secara eksplisit tercantum dalam APBD kabupaten/kota.


Sampai saat ini, katanya, belum ada APBD kabupaten/kota yang mencantumkan anggaran rehabilitasi lahan secara sebagai program tersendiri. Pemprov pun tidak bisa membuat pengalokasian anggaran sebagai suatu keharusan karena tergantung pertimbangan kabupaten/kota masing-masing.


"Mumpung APBD masih diproses, kami mengharapkan bisa dicantumkan secara eksplisit program rehabilitasi lahan di APBD kabupaten/kota. Namanya bisa apa saja. Setengah miliar saja sudah bisa berarti," ujar Deny.

Rekayasa


Sementara itu, anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda Sobirin menilai, rekayasa teknis di DAS belum akan optimal bila kawasan hulu tidak mendapat perbaikan menyeluruh dan terencana. Oleh karena itu, Waduk Jatigede di Kab. Sumedang yang dibangun pada DAS Cimanuk dikhawatirkan tidak berumur panjang bila kawasan hulunya tetap ditelantarkan.


"Sungai Cimanuk dan beberapa sungai lainnya di Jabar saat ini sedang ‘sakit’. Mereka harus disehatkan lebih dulu sebelum diberikan beban berat dengan adanya waduk di DAS tersebut," ujar Sobirin.


Sobirin mengatakan, waduk memang bermanfaat untuk mempertahankan ketersediaan air pada musim kemarau dan mengendalikan banjir pada musim hujan. Waduk Jatigede pun berperan penting untuk memasok air di wilayah pertanian kawasan pantai utara dan mencegah banjir di sana.


Akan tetapi, waduk yang pembangunannya menggunakan utang dari Cina itu dikhawatirkan tidak akan berumur panjang bila kawasan hulu tidak lebih dulu diperhatikan. Bila kawasan hulu DAS dibiarkan gundul, tanah akan mudah tererosi.


Menurut dia, kawasan hulu Sungai Cimanuk di sekitar Garut belum sepenuhnya optimal untuk menahan erosi tanah. Dikhawatirkan, Waduk Jatigede akan cepat dipenuhi lumpur atau tersedimentasi sehingga tidak terpakai lama seperti yang terjadi dengan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.

"Kita tidak menolak pembangunan, tetapi kalau waduk itu ternyata nantinya tidak berumur panjang, ya kita beri masukan. Yang utama, perbaiki dulu hulu DAS-nya. Bila konservasi ditinggalkan, waduk itu akan berumur pendek," ucapnya.

Waduk Jatigede dibangun dengan utang ke pemerintah Cina sebesar 240 juta dolar AS. Itu adalah 90 persen dari keseluruhan biaya pembangunan waduk yang sisanya dibiayai pemerintah pusat.

Mengenai program perbaikan lahan selama ini, Sobirin menilai, belum optimal dan terintegrasi. "Bila gerakannya berbasis projek, pasti konservasinya gagal. Seharusnya berbasis kesemestaan dengan rakyat sehingga lebih optimal," tuturnya. (A-160)***

No comments: