Saturday, January 26, 2008

PESTA DEMOKRASI, RAME-RAME POHON DIPAKU

Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, 26-01-2008
Foto: Sobirin 2004, Semula gambar dipaku ke pohon, lalu diikat

Oleh: SOBIRIN
Saat pesta demokrasi, PILKADA atau PILPRES, organisasi massa pengusung calon pemimpin sangat bersemangat berkampanye. Bendera dan atribut partai diikat ke tiang listrik, tiang telpon, bahkan dipakukan ke pohon pinggir jalan, tanpa mempedulikan etika lingkungan.


Lingkungan Kota Bandung menjelang PILGUB Jawa Barat 2008 juga menjadi korban pesta demokrasi. Tiang listrik, tiang telpon mulai penuh dengan bendera dan atribut organisas massa dan partai. Telah banyak keluhan warga karena mengganggu pemandangan saat berkendara di jalan.

Pohon-pohon pun mulai menjadi sasaran, dipaku untuk menegakkan bendera organisasi massa dan partai. Banyak warga yang protes dan melaporkan kepada Walikota Bandung (Dada Rosada) dan Dinas Pertamanan melalui SMS supaya bendera-bendera tersebut dicabut.

Walikota pun menanggapi positif dan dengan berang memerintahkan supaya mencabuti bendera dan atribut yang dipakukan ke pohon. Beberapa pimpinan organisasi massa dan partai mengikuti instruksi Walikota, namun ada juga yang membandel tidak mau mencabut bendera dan atributnya dari pohon.

Seharusnya pimpinan organisasi massa dan partai menginstruksikan tim lapangannya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan, sebab yang rugi juga organisasi massa dan partai sendiri, karena masyarakat menjadi tidak simpati yang pada giliran berikutnya tidak akan memilih calon yang diusungnya.

Pada tahun 2004 yang lalu, menjelang PILPRES, banyak juga gambar-gambar calon-calon Presiden yang dipaku ke pohon. Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) di bawah pimpinan Solihin GP lalu membuat semacam ”iklan” di koran Pikiran Rakyat dengan bunyinya sebagai berikut: JANGAN PILIH CALON PRESIDEN SIAPAPUN YANG GAMBARNYA DIPAKU KE POHON.

Bagaimanapun pohon adalah bagian kehidupan. Besoknya gambar-gambar calon yang tadinya dipaku dipohon dicabuti, dan ganti diikat dengan tali rafia. Tetapi tetap saja secara lingkungan menimbulkan pemandangan yang tidak estetis. Baru kampanye saja sudah merusak lingkungan, apalagi nanti kalau sudah jadi pejabat. Banyak contohnya!

No comments: