Wednesday, December 12, 2007

ANTISIPASI LONGSOR DI BANDUNG UTARA

KOMPAS, CYBERMEDIA, 21 September 2007
Foto: Sobirin 2005, Bandung Utara Rawan Longsor
Laporan Wartawan Kompas: Yenti Aprianti

Menurut Anggota DPKLTS Sobirin, Jumat (21/9), pada tahun 1946 pernah terjadi longsor di kawasan Bandung Utara yang menyebabkan tanah longsoran membendung sungai Cikapundung.




BANDUNG, KOMPAS –
Meskipun sudut kelerengan di bukit-bukit sekitar kawasan lindung dan resapan air Bandung Utara tak terlalu terjal, namun sejarah mencatat daerah tersebut pernah mengalami longsor. Apalagi saat ini kondisi bukit banyak yang gundul. Padahal sebulan lagi musim hujan akan tiba.

Menurut Anggota Dewan pakar Dewan pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, Sobirin, Jumat (21/9), pada tahun 1946 pernah terjadi longsor di kawasan Bandung Utara yang menyebabkan tanah longsoran membendung sungai Cikapundung. Akibat peristiwa tersebut banyak orang meninggal. Pada tahun 2005, longsor pernah juga memakan korban jiwa. Saat itu longsor terjadi di daerah Pagerwangi.
“Itu sebabnya longsor di daerah kawasan Bandung Utara tetap harus diantisipasi. Apalagi sekarang banyak sekali pemukiman di daerah tersebut. Yang dikhawatirkan adalah sudut kemiringan lerengnya terganggu akibat pembuatan pondasi rumah-rumah tersebut,” ujar Sobirin.

Salah satu antisipasi yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah yang memiliki Kawasan Bandung Utara adalah menjadikan daerah tersebut sebagai hutan kota.

1 comment:

Roosdiarto Rooskandar, ST., YG1CRR said...

Betul, kawasan dengan kemiringan ekstrim memang tidak layak untuk didirikan bangunan di atasnya, apalagi dengan konstruksi berat. Pada musim hujan, kemungkinan besar lereng curam dengan bangunan di atasnya, akan longsor. Ini terjadi di mana-mana, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Memang idealnya, dalam perencanaan tata ruang, tanah terjal dijadikan lahan konservasi, diisi oleh tumbuhan, sehingga memperbanyak oksigen, menyerap panas, dan memperbanyak air tanah. Idealnya memang Kawasan Konservasi Bandung Utara dijadikan ekowisata, selain mempertahankan mutu lingkungan, juga memajukan ekonomi. Kawasan ekowisata bisa berupa tempat berkemah, lahan pelestarian tumbuhan langka, dan lain-lain. Pengembangan Kawasan Konservasi Bandung Utara sebagai kawasan ekowisata memberikan multiplying effect yang besar.