Thursday, May 22, 2008

WADUK SAGULING TERANCAM

PEMAPASAN CURUG JOMPONG AKAN MERUSAK LINGKUNGAN
Tribun Jabar, 22 Mei 2008, Kisdiantoro
Foto: Sobirin 2006, Curug Jompong, Citarum
Sobirin dari DPKLTS mengatakan, masalah banjir di Cekungan Bandung sangatlah kompleks. Penyodetan sungai dan pemangkasan Curug Jompong bukanlah satu-satunya solusi. Akar permasalahan adalah degradasi kawasan lindung di hulu dan perilaku warga yang tidak berwawasan lingkungan.



BANDUNG, TRIBUN - Rencana pemerintah memangkas Curug Jompong di Kabupaten Bandung Barat sebagai solusi masalah banjir akan mengancam keberadaan Waduk Saguling. Selain akan memperpendek usia waduk, erosi di sepanjang Sungai Citarum karena laju air yang semakin kencang juga akan mempercepat sedimentasi. Padahal, Saguling berperan penting sebagai pemasok energi listrik di Jawa dan Bali melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

"Hingga tahun 2007, sedimentasi di Saguling mencapai 84,8 juta meter kubik. Padahal, Saguling didesain dengan kapasitas sedimentasi 167,7 juta meter kubik. Jadi, sekarang tinggal separuhnya. Kalau benar akan dilakukan pemangkasan Curug Jompong, ini akan memperpendek umur Saguling. Kami tidak setuju dengan rencana itu karena fungsi Saguling akan habis," jelas Manajer Lahan dan Waduk Saguling Joni Santoso saat berdiskusi dengan tema Daya Tahan Pembangkit Listrik dan Rencana Peledakan Batu Alam di Citarum di Sekretariat Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), Rabu (21/5).


Ditambahkan Joni, Saguling merupakan PLTA yang paling ekonomis. Saat terjadi pemadaman jaringan listrik Jawa Bali, PLTA Saguling adalah satu-satunya PLTA yang bisa menggantikannya. Untuk mem-back up itu, hanya butuh waktu 6 menit dengan kekuatan 500 KWh.
Selain fungsi tersebut, Saguling selama ini menjadi filter air sebelum masuk ke Waduk Cirata dan Jatiluhur. Katanya, dalam setahun ada 305 ribu meter kubik sampah yang masuk ke Saguling.

Peneliti Kelompok Riset Cekungan Bandung T Bachtiar mengkhawatirkan Sungai Citarum akan mengalami kekeringan jika Curug Jompong dipangkas. Alasannya, selama ini Sungai Citarum terisi air karena ada bebatuan Curug Jompong yang menahan laju air. Bukan hanya itu, fondasi jembatan yang melewati Sungai Citarum akan menggantung setelah ada pemangkasan karena volume air menjadi rendah.


"Endapan lumpur sepanjang 30 kilometer akan berpindah ke Saguling. Air yang cepat akan menjadikan erosi semakin cepat," kata T Bachtiar.
Bachtiar mengatakan, tidak ada jaminan pemangkasan Curug Jompong akan mengatasi masalah banjir. Pasalnya, program sodetan dan pengerukan Sungai Citarum pun tidak memberikan solusi. Buktinya, hingga saat ini masih terjadi banjir.

Sobirin dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) mengatakan, masalah banjir di Cekungan Bandung sangatlah kompleks. Penyodetan sungai dan pemangkasan Curug Jompong bukanlah satu-satunya solusi. Katanya, akar permasalahannya adalah degradasi kawasan lindung di hulu dan perilaku warga yang tidak berwawasan lingkungan. "Curug Jompong adalah benteng hilir cekungan Bandung yang harus dipertahankan," katanya.
Solusi utamanya adalah memulihkan kawasan lindung dan lahan basah serta membatasi jumlah penduduk di kawasan lindung. Yang juga penting adalah mengubah perilaku masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan.(dia)

Dampak Pemangkasan
- Laju air Citarum makin cepat.
- Air membawa lumpur yang otomatis mempercepat sedimentasi.

- Sedimentasi akan mengganggu fungsi Saguling sebagai PLTA.


Solusi Jangka Panjang

- Pulihkan kawasan lindung dan lahan basah
.
- Batasi jumlah penduduk di kawasan lindung.

- Ubah perilaku masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan.

No comments: