Monday, July 09, 2007

77 MATA AIR DI KOTA BANDUNG TERCEMAR

Sinar Harapan, 23 Maret 2007
Foto: Sobirin, 2006, Pancuran Tujuh Buniwangi KBU mulai sekarat
Menurut data di Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), ada 77 mata air dan 46 sungai di wilayah Kota Bandung yang mengalami kerusakan. ”Kerusakan lingkungan menjadi penyebabnya,” jelas Dewan Pakar DPKLTS, Sobirin, di Bandung, Kamis (22/3).

Bandung - Kota Bandung terancam mengalami krisis air bersih. Pasalnya, sejumlah mata air dan sungai yang mengalir di Kota Bandung kini kondisinya rusak karena tercemar. Menurut data di Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), ada 77 mata air dan 46 sungai di wilayah Kota Bandung yang mengalami kerusakan. ”Kerusakan lingkungan menjadi penyebabnya,” jelas Dewan Pakar DPKLTS, Sobirin, di Bandung, Kamis (22/3).

Lingkungan yang mengalami kerusakan terparah adalah kawasan Bandung Utara (KBU). KBU kini telah beralih fungsi sebagai kawasan permukiman dan komersial. Padahal, KBU seperti Lembang, Punclut maupun Ciumbeuleuit, sebenarnya merupakan daerah resapan air.

Alih fungsi lahan inilah yang kemudian menyebabkan rusaknya mata air maupun sungai. Setiap tahun kebutuhan air bersih untuk penduduk di Kota Bandung ditaksir mencapai 17 miliar meter kubik. Dalam keadaan normal di musim hujan bisa dihasilkan sebanyak 80 miliar meter kubik. Sedangkan di musim kemarau produksi berkurang hingga tinggal 8 miliar meter kubik.

Mata air dan sungai yang ada selama ini dijadikan sebagai bahan baku air bersih untuk memenuhi kebutuhan di Kota Bandung. Dengan semakin rusaknya mata air dan sungai, dikhawatirkan kebutuhan air bersih tak dapat terpenuhi. Sobirin merasa prihatin dengan rusaknya KBU yang menjadi hulu sungai di Kota Bandung. Tak hanya KBU, kerusakan lingkungan juga terjadi di hampir seluruh hutan yang ada di Jabar. ”Hutan di Jabar yang masih hijau tinggal sekitar 300.000 ha,” ujar Sobirin.(didit ernanto)

No comments: