Monday, July 23, 2007

PENANAMAN POHON BELUM TERTATA

Komara Affandi,”Yang Penting Bandung Hijau Dulu”
Pikiran Rakyat
, 05 April 2004, (A-56)

Foto: Sobirin, November 2004, Pohon Tumbang di Taman Pramuka


"Bukan salah pohonnya, karena yang tumbang adalah pohon-pohon yang tidak terpelihara dengan baik," ujar Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin kepada "PR", Sabtu (3/4) sore.


BANDUNG, (PR).- Penanaman pohon di sejumlah jalan Kota Bandung, belum tertata dengan baik dan kurang memperhatikan jarak serta estetika. Bahkan di beberapa jalan, penanaman pohon dilakukan dengan jarak rapat dan tidak terawat, sehingga ketika terjadi badai banyak yang tumbang.

"Bukan salah pohonnya, karena yang tumbang adalah pohon-pohon yang tidak terpelihara dengan baik," ujar Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin kepada "PR", Sabtu (3/4) sore.


Jarak penanaman pohon kurang dari 5 meter, menurut Sobirin, boleh saja jika tujuannya untuk penjarangan. Artinya, setelah dewasa dan canopy atau bentuk payung pohonnya bertabrakan, maka pohon yang berada di tengah-tengah harus ditebang.

"Tapi ini biasanya dilakukan di hutan. Kalau di kota, sebaiknya ditentukan sejak awal berjarak antara 15 - 20 m atau tergantung canopy pohonnya. Kemudian di sela-selanya ditanami bunga. Kita kan juga harus berhemat dan memerhatikan landscape kota," tutur Sobirin.


Menurut dia, dalam menanam pohon perlu diperhitungkan bentuk payung pohon tersebut agar setelah dewasa, tidak saling bertabrakan. "Misalnya pohon kihujan di daerah Cibeunying dan Tongkeng, memiliki diameter canopy 20 meter setelah berusia 15-20 tahun. Maka jarak penanaman antara satu pohon dengan pohon lain, setidaknya 20 meter," jelasnya.

Jika hal itu tidak diperhatikan, lanjut Sobirin, akan terjadi seperti di Jln. Naripan, canopy pohon angsana yang satu dengan yang lain saling bertabrakan. Demikian pula canopy pohon flamboyan di di sekitar Siliwangi.

Mengenai jenis pohon yang sebaiknya ditanam di pinggir jalan, Sobirin menyarankan jenis-jenis pohon yang disukai burung seperti kihujan, bungur, kupu-kupu, dsb. Sedangkan jenis angsana yang banyak ditanam di Kota Bandung saat ini justru tidak disukai burung.

Selain itu Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Dismankan) Kota Bandung perlu melihara pohon-pohon tersebut, misalnya memangkas ranting tua, pengerokan lumut, penertiban papan-papan pengumuman yang dipaku ke pohon, dll.
Menurut dia, Kota Bandung saat ini memiliki sekira 650 ribu pohon. Idealnya, dengan jumlah penduduk 2,5 juta, Bandung perlu sekira 1,4 juta pohon yang ditanam dalam bentuk hutan kota yang kompak dan mengelompok.

Bentuk seperti itu bisa ditanam di Punclut dan Babakan Siliwangi. Kemudian yang mengelompok kecil-kecil seperti di Taman Cilaki dan Taman Pramuka, atau yang sejajar di sepanjang jalan dan 46 sungai kecil yang ada di Kota Bandung.


Paru-paru rusak


Mantan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Dismankam) Kota Bandung Komara Affandi, beberapa saat sebelum dilantik menjadi Direktur Air Kotor, membenarkan, Dismankam melakukan penanaman pohon dengan jarak rapat yaitu sekitar 5 meter, dengan perhitungan jarak frame batang ke daun rata-rata 2 meter.

"Kami mengejar Bandung hijau dahulu, biarpun harus padat tanaman," ujarnya.
Karena itu, penanaman pohon dilakukan di lahan yang tersisa, meskipun ukuran lokasinya sangat kecil, seperti di Jln. Suci yang akan terkena pelebaran jalan.

"Bagaimana pun akar pohon akan merusak trotoar. Salah satu harus dikorbankan. Salah satu fungsi pohon adalah menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Dari pada paru-paru kita yang rusak, lebih baik tanam pohon," ujar Komara Affandi.


Mengenai tumbangnya sejumlah pohon yang terkena badai, Komara membenarkan, rata-rata dari jenis angsana dan ketapang badak yang masih berusia muda dan pohonnya masih bagus. Hal itu bisa terjadi karena tiupan angin yang berbeda di setiap daerah.

"Tapi untuk jenis angsana yang mudah patah, akan diganti dengan pohon mahoni," ucapnya.
Saat ini dari sekira 650 ribu pohon di Kota Bandung, sekira 150 di antaranya dinilai sudah tua dan membahayakan. Misalnya di Jln. Eykman dan Jln. Sampurna.

"Tapi anehnya, meski diprediksi bisa tumbang, ternyata pohon-pohon tua ini malah utuh. Meski begitu, pohon-pohon yang tua seperti jenis flamboyan dan kenari akan ditebang dan diganti," ujar Komara. (A-56)***

No comments: