Saturday, September 08, 2007

TIDAK SEMUA POHON PENEDUH AMAN

LINGKUNGAN HIDUP
KOMPAS
, Jawa Barat, 08-09-2007, MHF

Foto: Harry Surjana, PR, 26-09-2005, Pohon Tumbang di Kota Bandung

Tidak semua jenis pohon cocok dijadikan pohon peneduh di pinggir jalan. Beberapa di antaranya cenderung berbahaya bagi pengguna jalan, demikian kata Sobirin dari DPKLTS.



Isi:
1. Wawancara yang dimuat di Kompas Jawa Barat, 08-09-2007
2. Lampiran1: Wawancara lengkap Sobirin dengan Kompas
3. Lampiran 2: shoutbox dan email dari pak Yudi

Bandung, KOMPAS
- Tidak semua jenis pohon cocok dijadikan pohon peneduh di pinggir jalan. Beberapa di antaranya cenderung berbahaya bagi pengguna jalan.

Demikian dikatakan Sobirin dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Jumat (7/9). Ia mengatakan, memilih jenis pohon lindung atau pohon peneduh harus cermat.

“Ada pohon yang mudah tumbuh, rimbun daunnya, misalnya angsana (Pterocarpus Indicus). Pohon ini mampu menyerap timbal sampai 70%, tetapi mudah patah, apalagi ada hujan disertai angin”, ujarnya.

Menurut Sobirin, ada 14 hal yang menjadi pedoman memilih pohon peneduh, yaitu pohon harus bisa tumbuh pada tanah padat, akar tidak menonjol di permukaan tanah, tahan terhadap hembusan angin kuat, dahan dan ranting tidak mudah patah, tidak mudah tumbang, buah tidak besar, guguran daun sedikit, dan menyerap unsur-unsur pencemar udara dari kendaraan bermotor.

Syarat lainnya, lanjut Sobirin, pohon tidak rusak oleh pencemaran udara, mudah sembuh jika terluka karena benturan mobil, teduh tetapi tidak terlalu gelap, bisa cocok hidup dengan tanaman lain, bentuk pohon indah, dan serbuk sarinya tidak bersifat alergis.

Pohon tanjung

Menurut Sobirin, pohon tanjung yang banyak ditanam Pemerintah Kota Bandung merupakan pohon yang direkomendasikan sebagai pohon lindung perkotaan di hampir seluruh dunia.

Sebab, kata dia, bentuk pohon tanjung menarik, luas keteduhan mencapai 125 meter persegi, buah bisa dimakan sehingga menarik perhatian burung, serta umurnya bisa mencapai 100 tahun.

“Walaupun kemampuan pohon tanjung rendah dalam menyerap unsur pencemar timbal (Pb), tetapi pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara”, paparnya.

Kalau ada pohon tanjung cepat tumbang, itu karena kesalahan kesalahan perawatan. Pohon disiksa, tidak diberi pupuk, perakaran tidak terawat, cabang dan ranting dibiarkan liar sehingga bebannya menjadi tidak seimbang dan berpotensi patah atau tumbang.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Yogi Supardjo mengatakan, untuk mengurangi beban pohon, pihaknya memangkas dahan dan ranting pohon secara bergilir. “Ada sekitar 200 pohon yang harus ditebang agar tidak membahayakan warga”, ujarnya. (MHF)



Lampiran 1:
Wawancara Sobirin dengan wartawan Harian Kompas (MH Faiq)
REVITALISASI POHON LINDUNG PERKOTAAN

Kompas: Bagaimana pendapat anda tentang kejadian tumbangnya pohon tanjung yang menelan korban jiwa tanggal 28/8-2007 yang lalu di Jl. Tamansari dekat Pasar Balubur?
Sobirin: Ketika mendengar pohon tanjung (Mimusops elengii) di Jl. Tamansari tumbang dan menelan korban, saya sangat terkejut. Rasanya saya mengenal pohon tersebut, karena sewaktu saya mahasiswa dan tinggal di asrama Villa Merah tahun1968, hampir tiap hari ketika rutin mencari makan di Pasar Balubur, saya selalu melewati pohon ini. Jadi umur pohon ini lebih dari 40 tahun-an.
Kejadian hari Selasa tanggal 28/8-2007 yang lalu, sewaktu cuaca cerah, tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba-tiba pohon yang masih berdaun hijau ini tumbang. Dengan tumbangnya pohon tanjung ini, adalah merupakan kejadian yang kesekian kalinya pohon di Kota Bandung yang seharusnya berfungsi lindung malah tumbang dan menelan korban.

Kompas: Apakah pohon tanjung cocok untuk pohon lindung perkotaan?
Sobirin: Pohon tanjung adalah jenis pohon yang sangat direkomendasikan sebagai pohon lindung perkotaan di hampir seluruh dunia yang iklimnya memungkinkan seperti di Indonesia.
Bentuk pohon tanjung cukup menarik, tinggi bisa mencapai 15 meter, ukuran daun sedang, luas keteduhan bisa mencapai 125 meter persegi, bunga kecil putih harum, buah kecil seukuran melinjo, bila masak berwarna jingga merah, dan bisa dimakan sehingga menarik perhatian burung-burung. Menurut penelitian, walaupan kemampuan pohon tanjung ini hanya rendah saja dalam menyerap bahan pencemar limbah timbal (Pb), namun pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara.
Pohon tanjung bisa berumur panjang. Sebuah pohon tanjung yang tumbuh di halaman Monumen Nasional di Kuala Lumpur Malaysia disebutkan telah berumur sekitar 100 tahun-an. Di Malaysia pohon tanjung dianggap istimewa, bunganya dipilih sebagai salah satu “bunga kebangsaan” Persekutuan Tanah Melayu.

Kompas: Kalau yang ada di Malaysia bisa berumur sampai 100 tahun-an, mengapa yang ini baru berumur 40 tahun-an bisa tumbang?
Sobirin: Melihat keberadaannya, sepertinya pohon tanjung yang tumbang ini memang sakit berat. Perakarannya terlihat tidak baik, batang bagian bawah berwarna kehitaman, sebagian menampakkan permukaan kayunya karena kulit kayunya telah lama terkelupas. Nampak pula beberapa paku menghunjam di batang bawah pohon tanjung ini. Memang benar-benar tidak terawat!

Kompas: Bagaimana dengan pohon angsana yang terlihat rimbun hijau daunnya? Tentunya sangat cocok sebagai pohon peneduh kota.
Sobirin: Memilih jenis pohon lindung atau pohon peneduh perkotaan memang tidak boleh sembarangan. Ada pohon yang mudah tumbuh, rimbun daunnya, misalnya pohon angsana (Pterocarpus indicus), yang dikatakan mampu menyerap bahan pencemar timbal sampai 70 persen, tetapi sangat mudah patah apalagi kalau ada hujan disertai angin. Banyak diberitakan di banyak kota-kota besar antara lain di Jakarta, bahwa pohon angsana ini mudah tumbang dan menelan korban jiwa saat hujan angin. Di beberapa kota, pohon angsana ini banyak yang diganti dengan jenis pohon lain yang lebih kuat. Beberapa peneliti mengatakan bahwa pohon angsana ini kurang menarik perhatian burung.

Kompas: Apa saja sih persyaratan yang sebaiknya sebagai pedoman memilih pohon perkotaan?
Sobirin: Pohon perkotaan memang perlu persyaratan, secara umum antara lain: cepat tumbuh, tahan terhadap hama penyakit, berumur panjang, bentuknya indah, percabangan tumbuh teratur sesuai dengan ruang yang tersedia, kompatibel dengan tanaman lain, serbuk sarinya tidak bersifat alergis.
Khusus pohon peneduh jalan ada persyaratan khusus, antara lain: bisa tumbuh pada tanah padat, akar tidak menonjol di permukaan tanah, tahan terhadap hembusan angin kuat, dahan dan ranting tidak mudah patah, pohon tidak mudah tumbang, buah tidak besar, guguran daun sedikit, mampu menyerap unsur-unsur pencemar udara dari kendaraan bermotor, pohon tidak rusak oleh pencemaran udara, luka akibat benturan mobil mudah sembuh, cukup teduh tapi tidak terlalu gelap, kompatibel dengan tanaman lain, bentuk pohon secara keseluruhan indah, serbuk sarinya tidak bersifat alergis

Kompas: Lalu mengapa pohon-pohon diperkotaan banyak yang mati atau tumbang?
Sobirin: Saya sangat tidak menyalahkan pohonnya, tetapi memprihatinkan pemeliharaannya yang sangat minim atau bahkan tidak ada pemeliharan sama sekali. Kalaupun ada, pelaksanaan pemeliharaannya pun sembrono, sama sekali tidak mengantisipasi kemungkinan bahaya yang dapat terjadi. Misalnya, pohon dibiarkan bercabang banyak dengan beban daun yang tumbuh lebat sehingga berpotensi patah. Belum lagi diperparah oleh banyaknya akar yang terpotong akibat pembangunan selokan air, penanaman kabel dan pipa air, serta pembangunan trotoar yang asal gali sebagai dampak pembangunan yang sektoral. Bahkan banyak pohon yang sengaja dibunuh oleh oknum maupun warga karena ada kepentingan-kepentingan yang bersangkutan. Biasanya terjadi di depan toko dengan maksud untuk jalan mobil masuk ke halaman parkir toko.

Kompas: Bagaimana dasar-dasar pemeliharaan pohon perkotaan?
Sobirin: Pemeliharaan pohon perkotaan harus dilakukan secara kontinyu dengan empat langkah, yaitu:, memberi air sesuai kebutuhan (watering), memberi makanan yang sebaiknya dengan pupuk organik (feeding), memangkas ranting-ranting kering dan cabang yang membahayakan (pruning), menyemprot anti hama (spraying), sebaiknya juga jangan menggunakan pestisida kimia, tetapi gunakan pestisida organik.
Salah satu langkah saja tidak dilakukan, maka pohon perkotaan bisa tumbuh tidak teratur dan berpotensi membahayakan warga kota.

Kompas: Bagaimana sebaiknya perlakuan terhadap pohon-pohon yang tidak memenuhi persyaratan lindung?.
Sobirin: Perlu dilakukan inventarisasi dan pemeriksaan tentang kesehatan setiap pohon perkotaan. Pohon-pohon yang segera harus ditebang dan diganti yang baru adalah: pohon yang mati, yang membahayakan, condong ke jalan, saling berhimpitan, pohon terkena penyakit menular, pohon yang mengganggu jalur listrik dan telpon.

Kompas: Langkah-langkah terobosan apa yang seyogyanya dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Bandung?
Sobirin:
Pertama: Walaupun Kota Bandung masih sangat memerlukan banyak pohon, apalagi menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengamanatkan luas Ruang Terbuka Hijau hingga 30 persen dari total luas kota, tetapi untuk pohon yang membahayakan perlu segera diambil langkah-langkah seperlunya.
Kedua: Sebagai contoh, saya melihat di Jl. Ir. H. Juanda ada pohon damar (Agathis alba) yang agak condong ke jalan dan berpotensi membahayakan, segera untuk diambil tindakan sebelum musibah berikutnya datang. Selain itu masih banyak pohon-pohon sakit yang perlu mendapat perhatian semua pihak.
Ketiga: Sangat disarankan untuk segera dilakukan langkah-langkah terobosan oleh Pemkot Bandung dengan sisa anggaran tahun 2007 dan anggaran tahun 2008 yang akan datang, antara lain melakukan inventarisasi semua pohon perkotaan (terkait jenis, umur, tinggi dan kesehatannya).
Keempat: Bisa saja mencontoh negara atau kota yang maju seperti Singapura. Kota ini telah memiliki data base pohon perkotaan dan setiap pohon masing-masing memiliki kartu pohon untuk pengawasannya.
Kelima: Saya kira Pemkot Bandung pun mampu melakukan hal tersebut, asal dikombinasi dengan gerakan masyarakat dan gerakan kemitraan.

Kompas: Bisa disebutkan syarat-syarat yang lebih rinci dan jenis-jenis pohon perkotaan yang terkait?
Sobirin:
Pohon peneduh: ditanam berbaris pada jalur tanaman di sepanjang jalan, percabangan 2 meter di atas tanah, bentuk percabangan tidak merunduk, bermassa padat, jenis tanaman: Kiara payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops elengii), Angsana (Ptherocarphus indicus).
Pohon penyerap polusi udara: beberapa jenis pohon, perdu/semak, tidak mudah rusak atau mati terkena pencemaran udara, bermassa padat, jarak tanam rapat, jenis tanaman: Angsana (Ptherocarphus indicus), Akasia daun besar (Accasia mangium), Oleander (Nerium oleander), Bogenvil (Bougenvillea Sp), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp).
Pohon penyerap kebisingan: beberapa jenis pohon, perdu/ semak, membentuk massa, berdaun padat, jenis tanaman: Kiara payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops elengii), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp), Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Bogenvil (Bougenvillea sp), Oleander (Nerium oleander).
Pohon pemecah angin: tanaman tinggi, perdu/semak, tahan hembusan angin kuat, bermassa daun padat, ditanam berjajar atau membentuk massa, jarak tanam rapat, jenis tanaman: Kiara payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops elengii), Angsana (Ptherocarphus indicus), Cemara (Cassuarina equisetifolia), Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).

Untuk detail dan jelasnya lagi berikut gambar dan sketsa dapat dibaca sebagai referensi: PEDOMAN PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KAWASAN PERKOTAAN yang disusun oleh Satuan Kerja Pembinaan Penataan Ruang Nasional, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum.

Lampiran 2:
Masukan dalam Shout Box dari pak Yudi:
Saya sangat tertarik dengan artikel yang bapak buat.dan saya banyak belajar dari situ.menurut bapak pohon angsana cocok tidak dijadikan tanaman peneduh pinggir jalan yang dilihat dari batang ranting dan daunnya? Saya berharap
bapak bisa memberi penjelasannya ke e-mail saya (galanggang_ktr@yahoo.com).

Jawaban dalam Shout Box dari Sobirin:
Hallo pa Yudi, tentang angsana telah saya jawab melalui e-mail pa Yudi.. Semoga bermanfaat.

Isi e-mail dari Sobirin:
Pak Yudi,
Thanks sudah mampir ke blog saya, tentang pohon angsana (Ptherocarpus indicus), anatara lain adalah sbb:
Positif: mudah tumbuh, daun2 kecil menghijau rimbun, menyerap polutan udara terutama Pb (bisa sampai 70%)
Kelemahan: dahan dan ranting mudah patah terutama bila hujan angin, daun rontok secara musiman (rontoknya tidak seragam antara satu angsana dengan angasana lainnya lainnya, bahkan pas musim kemarau dimana kita perlu berteduh, banyak angsana yang rontok), kurang disenangi burung
Peluang: bila dipelihara dan dipangkas setiap saat (terutama pada dahan2 dan rantng yang berbahaya karena sangat rimbun), maka pohon angsana ini bisa berfungsi baik untuk pohon peneduh dan penyerap polutan.
Ancaman: bila dibiarkan liar tumbuh, pohon tumbuh semaunya, maka bisa mengancam pejalan kaki atau mereka yang berteduh terutama bila musim hujan, karena mudah patah atau bahkan tumbang. Di banyak kota besar pohon angsana diganti dengan pohon yang lebih kuat misalnya: kiara payung (Filicium decipiens), tanjung (Mimusops elengii).

Kelemahan di perkotaan kita ialah pemeliharaan pepohonan kota sangat minim. Paling tidak harus memenuhi 4 kegiatan yang menerus: watering, feeding, pruning, spraying.

Semoga bermanfaat/ salam Sobirin

1 comment:

Me said...

Oleander menurut saya tidak cocok untuk tanaman perkotaan karena beracun.

http://en.wikipedia.org/wiki/Nerium

Semoga berguna