Monday, October 01, 2007

HENTIKAN SODETAN CITANDUY

Pikiran Rakyat, 22 Februari 2006, A-136
Foto: Chris dan Sussy, 2003, Demo Anti Sodetan


Menurut Sobirin, jika Pemprov Jabar menyetujui keinginan Pemprov Jawa Tengah untuk menyodet Sungai Citanduy, tentunya hal itu akan menyebabkan Teluk Nusawiru terkubur oleh lumpur. Hal itu mengingat kawasan lindung di hulu Sungai Citanduy kritis.






BANDUNG, (PR).- Dewan Pemerhati Kelestarian Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) mendesak Pemprov Jawa Barat untuk menghentikan projek Sodetan Citanduy. Hal itu harus dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dan ekosistem di daerah sekitarnya, termasuk kawasan pariwisata Pangandaran.

Selain itu, Pemprov Jabar pun diminta tidak terburu-buru membangun Waduk Jatigede. Karena, selain Sungai Cimanuk yang mengalir ke Waduk Jatigede masih ”sakit”, lokasi yang yang digunakan untuk membangun bendungan berada di daerah rawan gempa.

Hal itu disampaikan anggota Dewan Pakar DPKLTS, Sobirin, saat ekspose ”Infrastruktur Alam sebagai Basis Pembangunan Berkelanjutan”, di basement Gedung Sate, Bandung, Selasa (21/2). Hadir pada saat itu, Gubernur Jabar Danny Setiawan, Dewan Penasihat DPKLTS Solihin G.P., dan anggota Dewan Pakar DPKLTS, Mubyar.

Menurut Sobirin, jika Pemprov Jabar menyetujui keinginan Pemprov Jawa Tengah untuk menyodet Sungai Citanduy, tentunya hal itu akan menyebabkan Teluk Nusawiru terkubur oleh lumpur. Hal itu mengingat kawasan lindung di hulu Sungai Citanduy kritis.

Jika tidak dilakukan ”penyehatan” melalui penghijauan, hal itu bisa menyebabkan erosi sehingga terjadi sedimentasi akibat lumpur yang terbawa dari hulu sungai. Lambat laun, Nusawiru akan terkubur.

Selain itu, katanya, ekosistem di sana akan rontok. Warga nelayan di sana juga akan kehilangan mata pencahariannya. Begitu pula dengan pariwisatanya, karena Pangandaran akan terkotori lumpur.

”Jadi, jangan mengutak-atik sungai. Tapi, perbaiki dulu kawasan lindung di hulunya dengan melakukan penghijauan kembali. Karena jika tidak, akan terjadi erosi sehingga lumpur-lumpur dari hulu akan terbawa dan mengubur Nusawiru,” katanya.

Hal senada disampaikan Solihin G.P. Mereka meyakini, tidak mungkin sungai yang ”sakit” akan menjadi sehat jika hutannya tetap sakit. (A-136)***

No comments: