Tuesday, October 02, 2007

JABAR CENDERUNG TOLAK SUDETAN CITANDUY

SUARA MERDEKA, 21-02-2006, Nasional
Cyber News, Setyadie Dwie/Cn08
Gambar: Tjoek Azis S. 2003, Citra Landsat Sagara Anakan

Seperti dipaparkan anggota DPLKTS Sobirin, pernah ada langkah perbaikan di sepanjang DAS Citanduy yang menunjukan hasil positif. Kandungan sedimen menurun pada rentang waktu 1980 hingga 1990-an.



Bandung, CyberNews. Pemprov Jabar kemungkinan menolak proyek penyudetan Citanduy. "Prinsip kami sepanjang membuahkan hasil menguntungkan bagi kedua provinsi baik Jateng dan Jateng, kami tidak menolak. Tapi seperti telah dipaparkan, sudetan itu menimbulkan banyak implikasi," kata Gubernur Jabar, Danny Setiawan, Selasa di Gedung Sate Bandung.

Gubernur Danny Setiawan menyatakan pihaknya memang sudah mendengar hasrat Pemprov Jateng yang tengah menghangatkan kembali permasalahan tersebut. Pemprov Jateng pun pernah mengundang Pemprov Jabar untuk membicarakannya.

Hanya saja, ditegaskan Danny, pihaknya harus memikirkan dampak sudetan terhadap wilayahnya. Hal tersebut dikatakan Danny Setiawan saat menerima Dewan Pakar Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS) pimpinan mantan Gubernur Jabar, Solihin GP.

Jika penyudetan jadi dilaksanakan, seperti disebutkan DPLKTS, menimbulkan dampak yang tidak sedikit dan cenderung merugikan. Proyek itu akan menimbulkan pukulan berat bagi warga dan kehidupan di wilayah Pangandaran.

Kehidupan nelayan di wilayah tersebut akan terganggu. Habitat flora dan fauna di sana ikut pula menjadi korban. Tak hanya itu, industri pariwisata di Pantai Pangandaran bakal rontok.

Pasalnya, efek sudetan menyebabkan semua kotoran mengarah ke wilayah tersebut. Teluk Nusawiru secara cepat bakal terkubur. Ekosistemnya pun rusak. Kondisi ini merangsang keinginan untuk melakukan sudetan baru-sudetan baru berikutnya karena faktor sedimentasi.

Solihin GP menyarankan agar perbaikan dilakukan dengan melakukan reboisasi di sepanjang daerah aliran sungai Citanduy. "Kami tetap menyakini bahwa tidak mungkin sungai sakit jadi sehat, kalau hutannya tetap sakit," tandasnya.

Mang Ihin menilai keinginan menghidupkan kembali proyek sudetan Citanduy karena sebagian kalangan mengharapkan solusi yang cepat tanpa melihat pangkal permasalahannya.

Padahal, katanya, itu disebabkan kondisi DAS Citanduy yang masih rusak, kandungan lumpurnya tinggi, dengan dampak lanjutan menimbulkan banjir dan merugikan masyarakat.

Selain itu, seperti dipaparkan anggota DPLKTS Sobirin, pernah ada langkah perbaikan di sepanjang DAS Citanduy yang menunjukan hasil positif. Kandungan sedimennya menurun pada rentang waktu pertengahan 1980 hingga 1990-an.( setyadie dwie/Cn08 )

No comments: