Sunday, May 13, 2007

LUAPAN CITARUM MULAI SURUT

Segera Benahi Kawasan Lindung di Hulu Sungai

KOMPAS Jawa Barat, (MHF), Senin 30 April 2007
Foto: Lucky Fransiska, KOMPAS, 2 April 2005, Banjir Bandung Selatan


Sobirin
menjelaskan, saat ini pemerintah tengah berupaya menangani banjir dengan menyodet dan mengeruk Sungai Citarum. Namun, hal itu dianggap tidak efektif. "Sebetulnya yang paling utama adalah memperbaiki kawasan lindung di hulunya," ungkapnya.


Bandung, Kompas - Luapan air Sungai Citarum surut hingga 70 sentimeter. Sebagian warga yang mengungsi mulai mengunjungi rumah masing-masing. Namun, mereka masih tidur dan tinggal di tempat pengungsian meski kondisinya jauh dari layak.

"Sebagian besar warga hanya melihat kondisi rumahnya, malam harinya masih menginap di tenda atau tempat pengungsian lain," kata Camat Dayeuhkolot Tata Irawan di sela-sela mengunjungi korban banjir, Minggu (29/4).

Surutnya luapan air Sungai Citarum ini mulai terasa sejak Sabtu malam. Bahkan Jalan Mohamad Toha yang sempat lumpuh karena terendam banjir kini kembali normal. Wilayah yang luapan airnya sudah tidak begitu berarti antara lain Desa Citereup dan Pesawahan.

Meski demikian, sebagian besar rumah masih terendam banjir setinggi puluhan sentimeter dan belum dapat ditinggali. "Semoga hujan tidak lagi turun dan banjir benar-benar surut," kata Tata.
Sementara itu, beberapa warga mulai terserang berbagai penyakit seperti batuk dan gatal-gatal.

Namun, tidak ada yang terserang penyakit serius. Untuk itu, Tata mengimbau seluruh warganya agar segera melapor atau berobat ke pos pengobatan begitu terserang gejala penyakit pascabanjir.

Di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, secara umum banjir sudah surut. Bahkan, Jalan Raya Andir-Katapang yang lumpuh karena luapan air kini normal kembali. Sebagian besar warga juga sudah kembali ke rumah. Beberapa warga lainnya memilih tinggal di pengungsian karena takut hujan akan turun dan kembali terjadi banjir.

Adapun sebagian rumah di RW 09 dan 13 masih terendam banjir. "Dua RW itu memang daerah yang pertama kali terendam dan paling terakhir surut. Doakan saja air segera surut," kata Lurah Andir Usman.
Hujan yang mengguyur Kabupaten Bandung dan sekitarnya beberapa hari terakhir ini menyebabkan air Sungai Citarum meluap. Akibatnya, ribuan rumah di empat kecamatan, yakni Kecamatan Majalaya, Dayeuhkolot, Banjaran, dan Baleendah terkena banjir. Di Kecamatan Dayeuhkolot saja tercatat sedikitnya 1.730 rumah terendam air.

Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda Sobirin menegaskan, banjir yang rutin terjadi setiap tahun di Sungai Citarum merupakan akibat rusaknya daerah hulu. Hutan-hutan di daerah hulu, seperti di Kecamatan Kertasari, sudah tidak mampu lagi menyerap air hujan secara maksimal.

Menyodet Citarum

Sobirin menjelaskan, saat ini pemerintah tengah berupaya menangani banjir dengan menyodet dan mengeruk Sungai Citarum. Namun, hal itu dianggap tidak efektif. "Sebetulnya yang paling utama adalah memperbaiki kawasan lindung di hulunya," ungkapnya.
Ia juga tidak setuju dengan upaya pemerintah memangkas Curug Jompong untuk memperlancar aliran sungai. Bagi Sobirin, cara ini akan berdampak buruk, yakni meningkatnya erosi bibir Sungai Citarum. (MHF)

No comments: