Wednesday, May 02, 2007

SOAL RENCANA PENDIDIKAN LINGKUNGAN MASUK KURIKULUM SD


Pikiran Rakyat, 22 Juni 2005
Foto: WPL-BPLHD Jawa Barat, 2002
DPKLTS Minta Wali Kota Realisasikan Janji

"Saya menyayangkan masalah ini tidak dilakukan dengan prakna dan hanya omong hungkul," kata anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Ir. Sobirin, Selasa (21/6).

BANDUNG, (PR).-

Rencana Wali Kota Bandung Dada Rosada memasukkan pendidikan lingkungan pada kurikulum sekolah dasar (SD) tahun ajaran 2005/2006 merupakan terobosan baru. Namun, sangat disayangkan gagasan baru tersebut tidak ditindaklanjuti bawahannya, sehingga terkesan pernyataan wali kota itu omong kosong belaka.

"Political will dari orang nomor satu di Kota Bandung sudah ada, begitu juga kekuatan masyarakat mengharapkan diwujudkannya masalah ini makin kuat. Namun, langkahnya terhenti karena tidak ditindaklanjuti bawahannya. Saya menyayangkan masalah ini tidak dilakukan dengan prakna dan hanya omong hungkul," kata anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Ir. Sobirin, Selasa (21/6).

Seharusnya, menurut Sobirin, pihak eksekutif melakukan pembahasan dan urun rembuk dengan anggota DPRD Kota Bandung untuk membuat payung hukumnya. Kemudian pihak eksekutif juga segera melakukan kontak dengan Departemen Pendidikan dan Kantor Lingkungan Hidup di Jakarta supaya kekuatannya menjadi besar.

Begitu juga LSM lingkungan dan LSM yang bergerak di bidang pendidikan harus ikut mendobrak eksekutif dan wakil rakyat untuk membuat rumusannya.

Sobirin mencontohkan Singapura yang telah berhasil mengelola lingkungan dengan sistem pendidikan. Tiga puluh tahun lalu negara ini termasuk kumuh, kemudian pemerintahannya waktu itu membuat kebijakan pendidikan lingkungan masuk pada kurikulum sekolah dengan dilakukan secara serius bahkan gurunya pun menyewa dari luar negeri. Hasilnya, kini Singapura menjadi negara yang bersih dan pemerintah bersama rakyatnya sangat peduli terhadap lingkungan.

Semua jenjang

DPLKTS, lanjut Sobirin, sangat setuju terhadap rencana Pemkot Bandung memasukan pendidikan lingkungan pada kurikulum SD. "Saya setuju, bahkan tidak hanya SD tapi juga SMP, SMU dan perguruan tinggi pun perlu dimasukkan pelajaran lingkungan," katanya.

Namun, di sisi lain, Sobirin pun memberi pandangan kalau masalah lingkungan ini tidak semata masuk pada kurikulum tapi bagaimana konsepnya dimasukkan ke dalam budi pekerti siswa. "Saya lebih condong pada konsep eco school dan green school karena kedua konsep tersebut langsung praktik di lapangan."

Lebih lanjut Sobirin memaparkan, jika konsep pendidikan lingkungan berdiri pada satu pelajaran, pada kondisi saat ini belum bisa dilakukan mengingat tenaga pengajarnya masih minim. Bahkan, di Kota Bandung pun, yang merupakan kota pendidikan, dinilai masih kurang mencetak sarjana bidang lingkungan.

Sebelumnya, Dada Rosada berencana memasukkan pendidikan lingkungan pada kurikulum SD, yang akan dimulai tahun ajaran 2005/2006. Wali kota mengemukakan hal itut pada acara Konvensi Lingkungan Hidup Pelajar se-Kota Bandung di Balai Kota Bandung, pekan ketiga Maret lalu. (A-113)***

No comments: