Wednesday, May 02, 2007

PERBAIKAN HULU DAS CIMANUK BUTUH 200 JUTA POHON

SINAR HARAPAN, Selasa 02 Maret 2004

Foto: Sobirin, 2006, Pertanian Tidak Berwawasan Konservasi, DAS Cimanuk

Bandung, Sinar Harapan
Rencana pembangunan Waduk Jatigede tidak akan ada artinya selama hulu daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk yang rusak berat tidak diperbaiki. Untuk memperbaiki lahan kritis seluas sekitar 180.000 ha ini dibutuhkan sedikitnya 200 juta pohon. Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Sobirin, mengatakan nasib Waduk Jatigede akan sama seperti waduk-waduk lainnya yang telah ada.
Waduk Jatigede tetap akan mengalami krisis air ketika musim kemarau. ”Waduk Jatigede akan sama dengan Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling atau Waduk Cirata yang selalu krisis air kalau musim kemarau. Ini semua karena daerah hulu DAS Cimanuk sudah kritis. Percuma saja dibendung kalau air sungainya tidak ada,” papar Sobirin di Bandung, Senin (1/3).

Rusaknya DAS Cimanuk tidak terlepas dari aksi perambahan hutan. Dari sekitar 300 ribu ha hutan yang ada di DAS Cimanuk yang mengalami kritis sudah lebih dari 180.000 ha. Kerusakan DAS Cimanuk ini membuat daya serap air berkurang. Menurut Sobirin saat ini daya serap air di DAS Cimanuk tinggal 30 persen. Akibatnya ketika musim kemarau Sungai Cimanuk tak luput dari kekeringan. Sobirin tidak yakin keberadaan Waduk Jatigede nantinya bisa mengatasi persoalan kekeringan di daerah Pantura seperti Indramayu, Cirebon dan Subang.

Waduk Jatigede sendiri berada di Sumedang. Menurut Sobirin selama hulu DAS Cimanuk tidak diperbaiki, maka Waduk Jatigede tidak akan dapat berfungsi seperti yang diharapkan. ”Bagaimana dapat mengairi sawah kalau air sungainya tidak ada,” komentar Sobirin menanggapi rencana pembangunan waduk seluas kurang lebih 90.000 ha berbiaya sekitar Rp 7 triliun tersebut. Rehabilitasi hulu DAS Cimanuk dinilai Sobirin lebih mendesak dan bermanfaat.

Rehabilitasi ini bisa dilakukan hanya dalam waktu setahun. Setelah itu hulu DAS Cimanuk dapat berfungsi seperti yang diinginkan, yaitu sebagai daerah resapan air. Rehabilitasi hulu pernah dilakukan di DAS Citanduy di tahun 1980 an. Sobirin mengatakan hasilnya saat itu terasa. ”Setelah hulu DAS Cimanuk diperbaiki, baru dibangun waduk. Tidak usah yang besar-besar. Dengan hulu DAS Cimanuk yang baik, waduk kecil saja manfaatnya sudah banyak terasa,” tegas Sobirin. Rehabilitasi hulu DAS Cimanuk dari segi biaya juga dinilai lebih efisien ketimbang membangun Waduk Jatigede. (dio)

No comments: